JAKARTA - PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), emiten pengelola jaringan Rumah Sakit Mayapada, menegaskan langkah ekspansinya dengan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar pada tahun 2025.
Dana tersebut diarahkan untuk mendukung pembangunan rumah sakit baru sekaligus pengembangan fasilitas yang sudah ada, sehingga memberikan layanan kesehatan lebih luas dan modern bagi masyarakat Indonesia.
Chief Financial Officer SRAJ, Mark Lee Kristomo, menjelaskan bahwa penyerapan dana capex tahun berjalan telah mencapai sekitar 85 persen, atau setara Rp 595 miliar. Hal ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam merealisasikan agenda ekspansi yang sudah direncanakan sejak awal tahun.
“Dan untuk Mayapada Apollo Batam International Hospital di Batam, jadwal akan beroperasi di tahun 2027,” ungkap Mark.
Proyek Strategis Rumah Sakit Baru
Sejalan dengan rencana ekspansi, tahun ini SRAJ tengah menggarap sejumlah proyek penting. Salah satunya adalah Mayapada Hospital Jakarta Timur, yang proses topping off telah selesai pada Juli 2025 lalu. Rumah sakit ini ditargetkan rampung dan siap beroperasi pada kuartal pertama tahun 2026.
Selain itu, proyek lain yang tidak kalah ambisius adalah pembangunan Mayapada Apollo Batam International Hospital. Rumah sakit ini digadang-gadang akan menjadi rumah sakit internasional swasta pertama di Indonesia.
Dengan kapasitas dan standar layanan berkelas global, kehadirannya diharapkan memberi dampak positif bagi sektor kesehatan nasional serta menjadikan Batam sebagai destinasi layanan kesehatan yang kompetitif.
Perluasan Rumah Sakit Existing
Tidak hanya membangun rumah sakit baru, SRAJ juga fokus memperkuat kapasitas fasilitas existing. Dua proyek besar yang sedang berjalan adalah pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan pengembangan Mayapada Hospital Surabaya 1.
Tower 3 di Jakarta Selatan diproyeksikan dapat mulai beroperasi pada tahun depan. Kehadiran tower baru ini akan menambah kapasitas layanan rumah sakit, terutama dalam menghadapi permintaan yang terus meningkat dari masyarakat perkotaan.
Sementara itu, pengembangan di Surabaya mempertegas komitmen SRAJ memperluas jangkauan layanan di kota besar lain di luar Jakarta.
Kinerja Keuangan Hingga Kuartal I-2025
Meski agresif melakukan ekspansi, SRAJ tetap mencatat pertumbuhan pendapatan di awal 2025. Hingga kuartal I-2025, pendapatan perseroan meningkat 7,2 persen year on year (yoy), dari Rp 746,13 miliar pada kuartal I-2024 menjadi Rp 800,43 miliar.
Kontributor utama tetap berasal dari layanan rawat inap, yang menyumbang Rp 483,33 miliar. Sementara layanan rawat jalan menyumbang Rp 317,10 miliar.
Angka ini menunjukkan bahwa kedua segmen masih menjadi tulang punggung kinerja perusahaan, sejalan dengan tren peningkatan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat.
Namun, dari sisi profitabilitas, SRAJ tercatat membukukan kerugian sebesar Rp 28,52 miliar hingga Maret 2025. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu perusahaan masih mampu mencetak laba bersih Rp 4,80 miliar.
Meski demikian, manajemen tetap optimistis, sebab kerugian yang terjadi berkaitan erat dengan proses ekspansi besar-besaran yang akan memberi hasil jangka panjang.
Investasi Jangka Panjang untuk Layanan Kesehatan
Belanja modal Rp 700 miliar yang digelontorkan tahun ini tidak hanya sekadar angka, melainkan bagian dari strategi investasi jangka panjang. Fokusnya adalah memperkuat kualitas layanan kesehatan melalui pembangunan infrastruktur modern, tenaga medis berkualitas, dan fasilitas pendukung berteknologi tinggi.
Dengan proyek rumah sakit baru di Jakarta Timur dan Batam, serta perluasan fasilitas di Jakarta Selatan dan Surabaya, SRAJ menempatkan diri sebagai salah satu pemain utama dalam industri kesehatan di Indonesia.
Langkah ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan layanan medis masyarakat yang terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk dan peningkatan kesadaran kesehatan.
Prospek dan Tantangan
Ekspansi besar-besaran tentu tidak lepas dari tantangan. Selain harus memastikan efisiensi biaya, SRAJ juga perlu menjaga kinerja keuangan agar tetap sehat di tengah investasi masif.
Fluktuasi biaya operasional, kebutuhan tenaga medis berkualitas, hingga persaingan dengan rumah sakit lain menjadi faktor yang perlu dikelola dengan hati-hati.
Namun, peluang yang terbuka juga besar. Dengan meningkatnya kelas menengah Indonesia dan kebutuhan layanan kesehatan premium, kehadiran rumah sakit berstandar internasional seperti Mayapada Apollo Batam International Hospital diprediksi akan disambut positif.
Tidak hanya oleh masyarakat dalam negeri, tetapi juga oleh pasien dari luar negeri yang mencari layanan kesehatan berkualitas di Indonesia.
PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk melalui jaringan Rumah Sakit Mayapada menegaskan arah bisnis yang berorientasi pada ekspansi dan peningkatan kualitas layanan kesehatan.
Dengan alokasi belanja modal Rp 700 miliar di tahun 2025, perusahaan menyiapkan fondasi kuat untuk menghadirkan rumah sakit modern yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Meskipun menghadapi kerugian di kuartal pertama 2025, langkah investasi besar ini diyakini akan menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kombinasi antara pembangunan rumah sakit baru, perluasan fasilitas existing, serta pertumbuhan pendapatan yang tetap terjaga menjadi modal penting bagi SRAJ untuk memperkuat posisinya di industri kesehatan Indonesia.
Dengan strategi ini, SRAJ tidak hanya mengejar pertumbuhan bisnis, tetapi juga turut berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan nasional.
Kehadiran rumah sakit baru dan pengembangan fasilitas existing diharapkan dapat menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang lebih modern, terjangkau, dan berstandar internasional.